Selamat malam semua~
Malam ini gabut lagi nih, bingung mau ngapain.
Semacam bosan melakukan semua hal gitu. Tapi mau tidur juga gak bisa, soalnya
udah tidur seharian gitu. Pengennya sih cepetan balik bandung aja. Betah sih di
sini, tapi semacam udah mulai homesick gitu loh. Kangen masakan mama ._. Hah,
sudahlah. Gak perlu bahas yang bagian itu.
Kali ini gue mau cerita tentang satu lagi perjalanan
weekend gue di Jogja. Em… sepertinya ini udah weekend kelima, kalo gue gak
salah hitung. Wow, sebentar lagi pulang. Sebentar lagi kembali ke hawa
dinginnya Bandung. Tapi tetep lebih dingin kamu sih. Salah fokus. Oke sip
lanjutkan.
Berhubung waktu yang tersisa di Jogja gak lama lagi,
gue kembali melakukan satu perjalanan seru. Tujuan kali ini sebenernya di luar
Jogja sih, yaitu Dieng Plateau atau yang biasa orang sebut (biar lebih gampang)
dataran tinggi Dieng. Setelah beberapa minggu yang lalu gue menjajal angin
pantai, kali ini gue kembali ke udara dingin gunung. Iya, gue dan gunung itu
semacam pasangan serasi, udah biasa, harus selalu ketemu malah. *plak!
Dieng itu masuknya di kota Wonosobo. Perjalanan
Jogja-Wonosobo lumayan, gak terlalu jauh tapi gak bisa dibilang dekat juga. Ada
beberapa jalur yang bisa dipilih. Kemarin, kami memilih jalur perjalanan
Jogja-Magelang-Temanggung-Kretek-Wonosobo. Menurut banyak orang, itu salah satu
jalur yang lumayan lama. Kalau mau cepet bisa lewat jalan alternatif yang
berkelok-kelok gitu macam jalan di gunung. Lebih cepat karena langsung sampai
di Kretek, tanpa melewati dua kota sebelumnya. Tapi berhubung ada satu orang
yang harus kami jemput di Temanggung, jadilah kami lewat jalan normal aja.
Lagipula kami gak terlalu terburu-buru.
Kalau mau ke sana naik transportasi umum, sepertinya
agak sulit. Karena hanya bisa dicapai lewat jalur darat dan mau gak mau harus
pindah-pindah bus atau angkot gitu. Akhirnya kami memutuskan untuk menyewa
mobil. Untuk harga dan spek mobilnya bisa dicari dan dipilih sendiri sesuai
kebutuhan. Banyak kok tempat yang menawarkan jasa penyewaan mobil di Jogja.
Ada beberapa tempat yang menjadi tujuan perjalanan
kali ini. Yang pertama dan utama adalah melihat sunrise di Puncak Sikunir atau
yang biasa dikenal dengan sebutan golden sunrise. Karena tujuan kita sunrise,
otomatis harus sampai di sana sebelum subuh. Berangkatlah kami dari jogja
sekitar pukul sepuluh malam. Sekitar pukul dua pagi, kami sampai di sebuah desa
terakhir sebelum Puncak Sikunir, yaitu Desa Sembungan.
Desa Sembungan merupakan desa tertinggi di Pulau
Jawa, dengan ketinggian 2306 mpdl. Jadi, jangan heran kalau sepanjang
perjalanan kalian disambut dengan udara dingin dan kabut yang banyak. Suhu di desa
ini berkisar antara 10-18 derajat celcius. Jangan lupa bawa jaket tebal,
terutama untuk yang alergi atau tidak tahan dingin. Sangat dianjurkan! Kalau enggak
nanti kalian masuk angin seperti beberapa teman seperjalanan gue. Lanjut.
Desa ini merupakan perhentian terakhir. Satu hal
yang gak gue duga, perjalanan menuju Puncak Sikunir harus dilanjutkan dengan
berjalan kaki, dengan waktu tempuh sekitar 30-45 menit. Gak seperti Bukit Moko
yang bisa dilalui kendaraan bermotor, Sikunir hanya bisa dilalui dengan
berjalan kaki. Kenapa? Karena kita hiking, yap, walaupun kecil-kecilan. Yang jarang
olahraga pasti berasa banget capeknya. Satu lagi, jangan lupa bawa senter. Karena
seperti perjalanan mendaki pada umumnya, tidak ada lampu di atas sana. Dan,
berhati-hatilah, karena jalurnya banyak bebatuan dan agak licin, terutama
setelah hujan.
Setelah sahur, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul
empat pagi, kami sudah berada di Puncak Sikunir. Ternyata ada orang yang sedang
camp juga di sana. Tapi kami harus menunggu agak lama, hingga bisa melihat
Golden Sunrise yang banyak dibicarakan orang itu. Tak apa kan, daripada
terlambat?
Pemandangan Golden Sunrise? Subhanallah. Luar biasa. Super. Keren. Sepertinya cukup
foto-foto ini saja yang bercerita. Kalian harus merasakan sendiri sensasi pemandangan
matahari terbit di Puncak Sikunir. Langitnya seperti berwarna keemasan. Ini tempat
yang wajib kalian kunjungi, terutama bagi para pecinta ketinggian :)
Ini dia yang disebut 'Golden Sunrise' :)
Setelah puas menikmati pemandangan dan
mendokumentasikan beberapa gambar, kami memutuskan untuk turun dan beristirahat
sebentar. Perjalanan malam hari membuat kami semua kurang tidur. Sekitar pukul
sepuluh pagi, kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjutnya, yaitu
Telaga Warna. Selain Telaga Warna, ada beberapa goa dan telaga lainnya di area
yang sama. Tiket masukya cukup murah dan terjangkau, hanya dua ribu rupiah. Kita
sudah bisa menikmati indahnya pemandangan telaga yang dikelilingi hutan yang
masih asri. Sayangnya, belum lama kami di sana, kabut serta hujan kembali
turun. Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh dan melanjutkan perjalanan.
Tujuan selanjutnya sekaligus menjadi tujuan terakhir
yaitu Agrowisata Tambi. Kami berkeliling di perkebunan teh Tambi, masih di
kawasan Dieng. Selain perkebunan teh, juga ada perkebunan sayuran serta tempat
pembuatan pupuk. Jadi jangan heran kalau tercium bau tidak sedap sepanjang
perjalanan. Hehehe.
Sebelum pulang, jangan lupa membeli oleh-oleh. Satu oleh-oleh
khas dari Dieng yang sangat terkenal yaitu manisan carica. Sudah banyak toko
yang menjual manisan carica, harganya pun terjangkau. Kalau kalian mampir ke
Wonosobo, jangan lupa juga mencoba mie ongklok khas Wonosobo. Tapi berhubung
kami sedang berpuasa, jadi kami belum sempat wisata kuliner.
Sepertinya perjalanan seru kali ini harus berakhir. Mengunjungi
Dieng dan Wonosobo, tidak cukup dalam 24 jam. Karena ada banyak wisata alam
serta candi yang harus dikunjungi, juga wisata kuliner di kota Wonosobo. Yah,
kalau ada kesempatan dilain waktu, gue pasti mampir lagi ke sana. Karena masih
banyak objek wisata di sana yang ingin gue kunjungi.
Okay, selamat malam dan selamat beristirahat. Sampai
jumpa diperjalanan seru berikutnya!
-ran
kapan-kapan kesini kayaknya seru nih..
ReplyDeleteitu foto pake dslr ya Ran?
Seru bangeeet, yog! Harus coba sendiri pokoknya. Gue aja pengen lagi, belum sempet kulineran soalnya hehehe :D
DeleteEnggak kok, itu pake camdig biasa loh. Keren, ya? :)
haha baru main lagi gue ke blog lu, iya keren Ran.
Deletekapan-kapan deh dicoba :D