Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Lawangwangi Art Gallery

Udah lama banget gue gak muncul di sini, ya. Lumayan sibuk akhir-akhir ini. Selain itu, internet di sekre mendadak menghilang. Jadilah gue gak bisa internetan. Kecuali bisa pinjem modem sama yang bawa. Oke, lanjut. Jadi, dua hari setelah kejadian terjebak di nangor beberapa jam, gue lanjutin perjalanan ke tempat baru. Masih di bandung kok. Biasanya cuma ngelewatin doang, tapi belum pernah mampir. Ceritanya hari itu gue sama mutia nganggur dan bosen. Mau main gak tau ke mana. Ternyata mutia udah diajak jaka ikut create jalan gitu. Gue pun tertarik. Daripada nyampah berdua, gue ngajak jitri juga. Minimal kita nyampah di create nya bertiga lah yaa~ Ha-ha. Create saking kreatifnya, jalan-jalan aja ke art galery gitu. Emang relation, ke univ-univ. Tapi tetep, lebih kecean kita :) *dan sambil menulis ini sepertinya ada satu anak create disebelah gue sedikit tersindir :p* Lanjut. Nama tempatnya lawangwangi art galery, daerah dago giri gitu. Keren banget. Super keren. Asli. Bukan art

Asing --part 6 of "Angin dari Masa Lalu"

Hitam. Putih. Dua warna yang selalu setia. Eksistensinya mengalahkan segala hal dalam hidupku. Bosan? Tentu saja! Bahkan aku sudah muak dengan semua— itu . Semua hal yang berhubungan dengan hitam, putih, abu-abu… Tidakkah kalian bosan dan—muak? Tidakkah kalian benci pada diriku yang seperti ini? Memanggil, menggapai, berusaha menjajari langkah sang putih. Kemudian pada akhirnya aku akan kembali menoleh ke belakang. Pelan tapi pasti, langkahku akan terhenti . Untuk apa kulakukan itu semua? Kalau pada akhirnya aku hanya akan melihat punggung sang putih dan muka sang hitam yang—tentu saja samar. Dan lihatlah aku. Tertiup angin . Tak bisa melupakan —atau melepaskan ? Aku yang selalu berada diantara . Aku yang perlahan hilang . Aku yang tercekik rasa bersalah . Aku yang telah—ter asing . Aku yang terjebak dalam lingkaran semu bernama masa lalu . Aku yang berusaha menggapai sebuah cahaya bernama putih . Aku yang selalu berusaha mengabaikan hitam dan berteriak aku tak menging

Diantara --part 3 of "Angin dari Masa Lalu"

Masih di latar yang sama. Keadaan yang sama. Peran yang sama. Warna yang sama. Perasaan yang— sama . Hanya pikiran yang berbeda. Bukan, bukan karena aku telah memilih hal yang sepenuhnya berbeda. Bukankah sudah kukatakan keadaannya (masih) sama? Serupa dengan abu-abu , layaknya sebuah enggan … Maka (masih) seperti itulah diriku. Ketika kesadaran sepenuhnya memilih putih. Membuka jalan bersama, ah, sebut saja ia cahaya. Sinar yang selalu setia menemani. Tapi toh, tak ada yang abadi bukan? Akan ada saatnya bunga menjadi layu, rerumputan menjadi kering. Akan ada masanya, matahari digantikan oleh bulan. Begitu juga dengan cahaya. Ketika waktunya telah habis, gelap lah yang akan mengambil alih semuanya. Semua, tanpa terkecuali, kesadaranku. Ketika itulah, aku kembali pada batasnya. Batas yang memisahkan putih dan hitam, diam dan bergerak, bertahan dan menyerah. Langkahku terhenti—selalu di ambang batas itu. Ingin sekali mundur, menyerah terhadap magnet yang menarikku. Untuk a

Ajari Aku

Omong-omong, sudah lama sekali sejak gue terakhir kali ngepost sesuatu yang berbau dengan sastra. Khususnya, karya gue sendiri. Hobi gue yang satu ini udah ketinggalan jauh banget. Udah jarang gue lakuin. Kalaupun sempet, itu juga jarang banget nemu tempat dan waktu yang pewe buat betah berlama-lama di depan lepi tercinta. Padahal dulu, belum ada lepi tuh dan gue betah berlama-lama. Duh, apa sih ini. Yuk deh, lanjutin aja. Jadi ini, merupakan salah satu puisi (gagal) buatan gue. Iya, gue gak pernah jago merangkai kata-kata indah. Gue terlalu to the point. Puisi ini gue buat dalam rangka tugas tambahan waktu jamannya masih tentoring masjur dulu. Terdengar sudah lama, ya. Memang. Yah, selamat menikmati :) Ajari Aku Layaknya mentari yang setia menyinari Walau sering dicaci maki Seperti hujan yang melepaskan dahaga Walau terkadang dihindari Layaknya karang di lautan Teguh walau terhempas ombak Seperti tanah yang selalu sabar Walau terinjak setiap