Skip to main content

Ajari Aku

Omong-omong, sudah lama sekali sejak gue terakhir kali ngepost sesuatu yang berbau dengan sastra. Khususnya, karya gue sendiri. Hobi gue yang satu ini udah ketinggalan jauh banget. Udah jarang gue lakuin. Kalaupun sempet, itu juga jarang banget nemu tempat dan waktu yang pewe buat betah berlama-lama di depan lepi tercinta. Padahal dulu, belum ada lepi tuh dan gue betah berlama-lama. Duh, apa sih ini. Yuk deh, lanjutin aja.

Jadi ini, merupakan salah satu puisi (gagal) buatan gue. Iya, gue gak pernah jago merangkai kata-kata indah. Gue terlalu to the point. Puisi ini gue buat dalam rangka tugas tambahan waktu jamannya masih tentoring masjur dulu. Terdengar sudah lama, ya. Memang. Yah, selamat menikmati :)


Ajari Aku

Layaknya mentari yang setia menyinari
Walau sering dicaci maki
Seperti hujan yang melepaskan dahaga
Walau terkadang dihindari
Layaknya karang di lautan
Teguh walau terhempas ombak
Seperti tanah yang selalu sabar
Walau terinjak setiap harinya

Maka aku adalah pepohonan
Yang membutuhkan sinarmu
Untuk fotosintesisku
Maka aku adalah ladang kering
Yang membutuhkan airmu
Untuk menyegarkanku
Maka aku adalah ikan kecil
Yang membutuhkan lubangmu
Sebagai perlindunganku
Maka aku adalah manusia
Yang membutuhkanmu
Sebagai tempatku berpijak

Aku tak bisa selayaknya mentari
Maka ajarkanlah aku
Untuk menjadi lilin kecil
Aku tak bisa seperti hujan
Maka ajarkanlah aku
Menjadi rintik kecil
Aku bukan seperti karang
Maka ajarkanlah aku
Menjadi bebatuan kecil di sungai
Aku tak sanggup selayaknya tanah
Maka ajarkanlah aku
Agar bisa sepertimu

Ketika kau menganggapku sebuah permata
Maka engkau adalah bola mata
Sederhana, tetapi sangat berharga
Ketika kasihmu sepanjang masa
Maka yang sebenarnya, Bu, Yah…
Kasihku lebih dari sekedar ‘sepanjang masa’

-ra

Comments