Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Menepi

Menepi Terlalu cepat, terlalu samar Berputar tanpa henti Mainkan topeng di sana sini Ia mengamati, ia bungkam Detik membunuh perlahan Muak, benci Gelapkan saja dunia Heningkan segala riuh yang ada Lenyapkan berbagai rasa Ingin buta, ingin tuli, ingin kebas! Sejenak, aku hanya ingin menepi... -ra

Hujan dan Kamu

Hujan dan Kamu Ada dua hal yang kuhindari kehadirannya; hujan dan kamu Hujan menghanyutkan sadarku Membius dengan petrichor, pisahkan jauh harap Membawa potongan memori terdalam naik ke permukaan Tak tahu mana yang harus kulakukan; bertahan atau beranjak Kamu meruntuhkan pertahananku Memecahnya hingga keping terkecil Hingga remahnya larut tak berbekas Tak tahu mana yang harus kutunjukkan; tawa atau tangis -ra

Kenangan Terindah

" Memory is a way of holding onto the things you love, the things you are, the things you never want to lose." - The Wonder Years Selamat siang menjelang sore! Gue kembali lagi. Posting gue kali ini bertujuan untuk menunaikan tugas blog mingguan. Mumpung banget lagi tau apa yang mau ditulis dan kenangan lagi mengalir dan suasana hati agak sensitif #lah. Di luar sana juga hujan. Lengkap deh. Hujan emang suasana paling pas untuk menulis. Oke lanjut. Tema blog untuk dua minggu ke depan adalah kenangan terindah. Sebenarnya kalau kenangan terindah itu banyak. Sangat banyak malahan. Terutama saat-saat bersama keluarga dan teman, lebih banyak yang berakhir sebagai kenangan terindah dibandingkan menjadi sesuatu yang sangat ingin dilupakan. Jadi, gue sudah memilih dua pengalaman yang menurut gue paling indah. Kenapa? Karena saat gue mengalami dua hal tersebut, gue merasakan yang namanya nangis-saking-senengnya. Ternyata hal itu bisa terjadi loh. Hahaha. Kenangan pertama

Jengah

Jengah Ketika kata setajam belati Menggores pilu mengoyak hati Masihkah berucap? Ketika laku segelap bayang Ada namun tersirat Masihkah terlihat cahaya? Ketika ego sekeras batu Saling beradu percikkan api Masihkah berselisih? Saat sabar berkelana jauh Gantikan percaya dengan kecewa Jengah datang kemudian Tak ada kata tak ada laku Tak ada ego tak ada rasa Murka terpendam di kedalaman Menunggu bangkit ke permukaan Layaknya langit siang Tumpah segala amarah Jutaan liter membasahi bumi Guntur bersahutan getarkan hati Kilat meyambar silaukan mata Hai kamu yang ego sendiri Masihkah tak menyadari? -ra

Aksara Pertama Kali: Renovasi Rumah

"Home is where the heart is." - Pliny The Elder Selamat siang menjelang sore! :) Beberapa hari terakhir ini gue agak...yah, sedikit marah dengan beberapa hal. Sayangnya gak bisa diungkapkan. Jadi aja beberapa rutinitas gue sedikit terganggu. Terlebih lagi hobi gue. Walaupun sudah mencoba untuk biasa saja, tapi kok ya malah berujung dengan menyiksa diri sendiri. Ah, sudahlah. Kenapa jadi curhat begini? Posting kali ini gue tulis untuk the one and only, my lovely UKM, Aksara Jurnalistik Telkom Universty. Sekalian ada tugas blog mingguan sebenarnya. Hahaha. Oke, abaikan bagian itu. Nanti jadi gak unyu lagi deh. Kesan pertama di Aksara? Jujur aja, gue ini bisa dibilang jadi salah satu bagian 'lahir'nya Aksara. Gue angkatan kedua di Aksara. Hem, iya gak sih? Hahaha. Jadi, Aksara itu merupakan penggabungan dari dua rumah yang berbeda. Mungkin semua orang mulai bosan dengar cerita ini. Tapi memang begitu adanya. Gue berasal dari salah satu rumah yang &#

Baper dan Cara Mengatasinya

"Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan." Baper a.k.a bawa perasaan merupakan salah satu kata yang lagi hits akhir-akhir ini. Bahasa Indonesianya itu sensitif. Kalau mau dijabarin, baper itu maksudnya terlalu dimasukin ke hati. Entah kenapa, kata tersebut beserta implementasinya lagi hits banget di hidup gue terutama dalam beberapa minggu terakhir ini. Baper, keadaan dimana seseorang terlalu ambil hati atas kata-kata, ucapan, maupun perbuatan orang lain terhadapnya. Akibatnya orang tersebut jadi mudah marah, tersinggung, kecewa, apapun yang berujung pada sakit hati. Sayangnya, kebanyakan baper ini berawal dari salah paham semata. Tapi berhubung terlanjur pake hati, jadi aja segalanya bisa dijadikan pembenaran. Hem. Gue pun masih bingung gimana caranya menghadapi orang yang baper, terutama mengatasi baper itu sendiri. Sebenarnya sih, tergantung masing-masing orangnya. Iya, dewasa itu pilihan dan mengatasi baper itu terutama harus dimulai dari diri send