"Memory is a way of holding onto the things you love, the things you are, the things you never want to lose." - The Wonder Years
Selamat siang menjelang sore!
Gue kembali lagi. Posting gue kali ini bertujuan untuk menunaikan tugas blog mingguan. Mumpung banget lagi tau apa yang mau ditulis dan kenangan lagi mengalir dan suasana hati agak sensitif #lah. Di luar sana juga hujan. Lengkap deh. Hujan emang suasana paling pas untuk menulis. Oke lanjut.
Tema blog untuk dua minggu ke depan adalah kenangan terindah. Sebenarnya kalau kenangan terindah itu banyak. Sangat banyak malahan. Terutama saat-saat bersama keluarga dan teman, lebih banyak yang berakhir sebagai kenangan terindah dibandingkan menjadi sesuatu yang sangat ingin dilupakan. Jadi, gue sudah memilih dua pengalaman yang menurut gue paling indah. Kenapa? Karena saat gue mengalami dua hal tersebut, gue merasakan yang namanya nangis-saking-senengnya. Ternyata hal itu bisa terjadi loh. Hahaha.
Kenangan pertama terjadi sekitar empat tahun yang lalu. Gue ini emang sudah jatuh cinta sama yang namanya gunung sejak kecil. Menurut gue, ketinggian itu indah dan gunung itu menenangkan. Terus keturunan juga sih, abi gue itu anak alam. Dia juga hobi hiking dari zaman dia masih sekolah dulu. Anaknya jadi ketularan deh. Walaupun mama kadang suka khawatir dan gak mengizinkan, tapi tetap aja kalau libur panjang kami sekeluarga seringkali diajak ke tempat dingin. Hem, puncak misalnya.
Ketika SMA, barulah gue bisa melakukan segala hobi gue itu. Gue bergabung di ekskul pecinta alam dan gue punya satu mimpi. Gue sangat ingin berada di puncak gunung, benar-benar puncak gunung. Akhirnya, gue membuat target dan janji dengan diri sendiri. Gue sudah harus mendaki satu gunung di pulau jawa dan berada di puncaknya, ketika gue berumur 17 tahun. Alhamdulillah, sepertinya mimpi gue dikabulkan walau prosesnya gak mudah.
Dua bulan setelah gue berumur 17 tahun, gue dan beberapa teman berangkat melakukan pendakian dasar. Saat itu tujuannya adalah Gunung Gede yang berada di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat. Singkat cerita, kami berhasil mencapai puncak walau dengan waktu yang cukup lama. Ketika sampai di puncak tuh rasanya seneng banget. Saking senengnya, gue sampai nangis. Senang karena mimpi dan target gue tercapai, senang karena perjuangan gue gak sia-sia. Kami bermalam lagi di puncak karena saat itu sedang badai. Waktu kepulangan yang terlambat satu hari sempat membuat orang tua kami khawatir. Tapi, pengalaman luar biasa itu gak akan pernah gue lupakan! :)
Kenangan kedua, bikin orang baper dikit boleh, kan? Hahaha. Kenangan ini tentang seorang spesial yang pernah menjadi bagian dari hidup gue, kira-kira tiga tahun yang lalu. Orang yang gak suka lihat gue pakai bando soalnya jidat gue lebar -__-. Orang yang bakal ngomel kalau maag gue kumat, yang malah bilang rambut pendek gue itu keren, yang manggil gue dengan sebutan oon, bego, kebo, dan lainnya lagi yang gak ada bagus-bagusnya -__-. Tapi dia punya satu panggilan beda dari yang lain, dia bisa banget melakukan hal-hal tak terduga, gak pernah protes sama hobi ke gunung dan hobi ngilang gue, bisa banget bikin hari jadi nano-nano...eh? Kok jadi ngejelasin detail gitu hahaha maaf. Lanjut.
Dulu, liburan semester genap ketika gue masih tingkat satu, gue memutuskan untuk ketemu sama dia. Beberapa bulan sebelumnya dia ulang tahun. Dia pengen banget punya CD salah satu band hardcore kesukaannya. Katanya sih, cuma dijual di Bandung, jadi aja gue cari muter-muter distro di Bandung, nemu juga di tengah kota sana hahaha. Satu lagi gue beliin dia sketch book, karena gue tau dia hobi banget gambar. Perjuangan cari kadonya aja udah lumayan banget. Makasih buat yang udah nemenin gue keliling Bandung, hehe.
Ceritanya, gue mau kasih kejutan. Gue gak bilang kalau mau main ke sana. Gue baru bilang pas udah di kereta. Yah, seperti biasa, dia agak ngomel karena katanya, dia belum ada persiapan dan dia lagi jadi fotografer salah satu event di kotanya. Sempat bete sebenarnya, tapi ya mau gimana lagi. Usaha dulu aja, yang penting kadonya bisa gue kasih langsung ke dia. Hari kedua liburan itu akhirnya bisa ketemu juga. Walaupun harus nunggu agak lama, dia bela-belain datang sama temannya menerobos hujan ke tempat janjian, dan cuma bisa ketemu dua jam karena dia harus lanjutin tugasnya. Gak apa, yang penting ketemu dan sempat ngobrol. Waktu itu gue seneng banget, seneng banget karena satu tahun gak ketemu menahan rindu. Halah. Hahaha.
Hayo ngaku, siapa yang udah baper? Hahaha. Jadi, cerita kenangan terindah kalian seperti apa?
-bbg
Wiih naik gunun. Emang bener banget kak kalo di puncak gunung tu enak pisan, di sana itu ngebuat perasaan tenang, pikiran adem, setiap hembusan nafas tu bener-bener nikmat euy wwkkwk
ReplyDeletehayuklah naik lagi, ajakin anak aksara :D
Okeey, kayaknya aku telat banget bales komen kamu ini hahaha. Betul banget! Makanya aku suka banget sama gunung. Hayuk laaah. Kamu yg ngajak dong. Da aku mah apa atuh cuma anak gunung abal dibandingkan kamu wkwkw
Delete