"Change your thoughts and you change your world." - Norman Vincent Peale
sumber: TEDx TelkomU
"Gimana TEDx? Seru nggak?"
Sebuah kalimat pertanyaan dari seorang teman ketika kami sedang membereskan sisa-sisa dekorasi selepas acara. Gue ingat betul, dia kemudian bertanya, lebih seru TEDx atau satu tempat lain yang (entah kenapa) bisa membuat gue betah di sana selama hampir empat tahun lamanya. Mungkin malam itu jawaban yang keluar dari mulut gue sangat tidak memuaskan. Malah nggak bisa dipahami maksud dari jawaban gue. Jadi ya, memang malam itu gue berjanji untuk menuliskan tentang acara ini. Seperti biasa, gue lebih mudah menuangkan sesuatu melalui tulisan daripada membicarakannya.
By the way, sebelum gue mulai menjawab, gue cuma mau ngasih tau, sih. Nggak ada (si)apapun di dunia ini yang senang dibandingkan. Setiap hal yang ada di dunia itu unik dan hebat dengan caranya masing-masing. Jadi, ya, kalau keseluruhannya nggak sama, menurut gue nggak patut untuk dibandingkan. Makanya, jangan suka ngebandingin cewe, apalagi masa lalu. Biar lo bisa move on. Ups, keceplosan. Sorry. HAHA. Oke, out of topic.
TEDx TelkomU 2016...
Mungkin, satu kata paling jujur yang bisa mewakili apa yang gue rasakan setelahnya, adalah penyesalan. Gue menyesal nggak benar-benar kenal semua orang yang tergabung di sini. Gue menyesal nggak ikut berkontribusi aktif selama masa persiapan. Gue menyesal nggak ngerasain susahnya berjuang sama-sama. Gue menyesal nggak ada di saat yang lain butuh bantuan. Gue menyesal hanya merasakan nyaris detik-detik terakhir. Gue menyesali banyak hal.
Tapi yah, yang namanya penyesalan kan emang di akhir. Kalau di awal mah namanya pendaftaran. Dan dari banyak hal yang gue sesali itu, gue jadi banyak belajar. Gue bertemu banyak orang hebat, orang-orang keren. Mereka yang nggak pernah gue kenal sebelumnya. Mereka yang dengan ajaibnya, sedikit banyak meracuni otak gue. Well, meracuni dengan hal-hal yang baik, pastinya. Terutama para pembicaranya. Hari itu, yang ada di pikiran gue cuma, "kok masih ada ya orang-orang kayak gini?". Yang kemudian berakhir dengan kesimpulan, ternyata gue gak sendiri. Gue agak senang menemukan fakta itu. Haha.
sumber: Aksara Tel-U
Lalu, gue cuma bisa memaki diri sendiri berkali-kali, "gila, ya. Cetek banget pemikiran lo. Cuma mikir ngisi waktu luang, cuma mikir nggak capek ngedanus, cuma mikir diajak temen. Padahal semua lebih dari itu. Sempit banget, rendah banget mikirnya". Iya, ini pertama kalinya gue merasa produktif dengan motivasi yang amat sangat rendahan. Dan pada akhirnya malah nggak produktif sama sekali.
Seperti mereka yang senang berkeliling dunia untuk mempelajari hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru. Atau mereka yang harus berpikir keras mempersiapkan banyak hal sebelum menghibur dan membuat orang tertawa. Atau mereka yang harus struggle demi mencapai mimpinya. Dan banyak lagi mereka yang hebat di luar sana.
Gue berterima kasih kepada teman gue yang sudah memberikan pertanyaan di atas, sekaligus sudah mengajak gue bergabung dengan keluarga yang keren. Gue, si pendatang baru yang nggak pernah muncul, tapi masih sering ditanya. Mungkin satu-satunya yang nggak gue sesali adalah gue mau ikut ajakan teman gue, sekalipun motivasinya rendahan. Sedikit banyak, yang gue alami di sini sangat membantu membuka pandangan gue. Memberi jawaban atas banyaknya pertanyaan di kepala gue. Lumayan membantu pencarian gue yang udah hampir setahun ini, yang bahkan gue sendiri kadang masih suka bingung, sebenarnya apa yang gue cari.
Tema yang diangkat kali ini, ternyata berlaku buat banyak hal. Bisa dibilang, berlaku buat semua hal di hidup ini. Nggak cuma tentang kucing, tentang komik, tentang teknologi, tentang keliling dunia, atau tentang stand up comedy seperti yang para pembicara paparkan. Tema ini sebenarnya juga berlaku untuk TEDx TelkomU itu sendiri. Coba bergeser, lihat dari sudut lain. Lihat dan rasakan.
-ran
-ran
"Everything is not what it seems." - TEDx TelkomU 2016
Comments
Post a Comment