Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Selamat Pagi!

Karya yang lain lagi. Udah lama juga sih bikinnya. Waktu masih tingkat satu sepertinya. Cuma buat iseng haha. Cerpen kali ini terinspirasi oleh bapak yang hampir setiap hari gue temui ketika berangkat pagi ke kampus. Beliau sering duduk bersantai di trotoar dekat asrama. Udah lama banget gak pernah lihat bapak ini lagi. Sedih gak ada lagi yang semangatin tiap pagi :( Well, kritik, saran dan hal lain yang bisa membuat karya gue lebih baik lagi ke depannya, sangat diterima. Selamat membaca! :) Selamat Pagi! Oleh: Rani Harnila Halo, Kawan. Mungkin hanya sekedar itu aku bisa menyapa kalian. Maaf, bukan maksudku sombong, tapi memang aku tak tahu harus berkata apa. Aku terkadang bingung apakah ini siang atau malam, aku tak tahu apakah diriku ini sedang baik-baik saja atau sedang berada dalam kondisi terburukku. Bisakah kalian mengajariku? Ah, lupakan, Kawan. Aku tidak benar-benar membutuhkan semua pengertian itu, kok. Kali ini aku hanya ingin berbagi. Sebagian kecil dari kisah

Impian

"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang." - Soekarno Begitu kata bapak presiden pertama kita. Ada lagi yang lain bilang, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit". Tapi kalau yang itu gak mau gue terapin ah. Kan gak enak tau di gantungin... Oke sip. Abaikan. Well, kali ini gue gak bakal bahas tentang mimpi yang gue dapat saat tidur. Bukan, gue bukan penafsir mimpi maupun paranormal. Gue mau sedikit flashback ke impian-impian gue zaman dahulu kala. Zaman jahiliyahnya gue dan ketika gue masih polos serta sering ingusan (re: flu). Waktu kecil banget, gue ternyata pernah pengen jadi dokter dan pelukis. Itu pas masih TK kayaknya. Ketika gue masih sering gambar-gambar di tembok kamar dan belum takut sama darah. Gue teringat kembali impian gue yang itu ketika gue membaca kartu ucapan perpisahan dari guru TK gue. Kartu yang sampai sekarang masih gue simpan dengan baik. Sayangnya, impian gue melenceng jauh. Tap

New Year, New Life

"Emang sih kalau orang jatuh itu pasti. Tapi kalau mau bangkit itu pilihan" - ATT Satu tamparan telak mengenai kesadaranku. Tamparan saat pergantian tahun dalam bentuk sebuah kalimat. Terima kasih, Tuhan. Kau masih memperkenankan seorang seperti itu di hidupku. Tahunnya aja udah baru, masa yang lain-lain gak baru juga sih? Tahun baru, mana resolusinya? Tahun baru, masih ada harapan yang belum terwujud? Masih banyak kalimat lain terkait momen tahun baru. Well, tahun baru bagi gue gak pernah istimewa. Sebatas nyalain kembang api dan bakar-bakaran. Begadang seperti malam-malam biasanya, menunggu kalender hape yang digit belakang tahunnya nambah satu. Atau mungkin menikmati kenyamanan kasur dan indahnya dunia mimpi. Iya, itu yang gue lakukan kemaren. Ketika lagi enak-enaknya tidur, abi ngebangunin dan malah nyuruh gue keluar main. Da aku mah apa atuh, tahun baru tidur malah dibangunin... Oke abaikan. Setidaknya itu yang gue alami dan rasakan di beberapa

Dua Mimpi

Akhirnya, ngepost cerpen lagi setelah sekian lama. Gak perlu dihitung, lama banget pokoknya. Well, ini salah satu karya yang gue bikin...beberapa tahun yang lalu, mungkin? Hahaha. Sengaja gak langsung gue post karena lagi gue ikutin lomba. Pas udah selesai lombanya malah lupa ngepost. Alhamdulillah, terpilih sebagai salah satu kontributor untuk dibukukan dan diterbitkan. Kritik serta saran yang membangun sangat diterima. Enjoy! :) *** Dua Mimpi Oleh: Rani Harnila Tahukah kamu, rasanya berada di puncak tertinggi sebuah gunung dan melihat pemandangan yang begitu indah? Langit, awan, hamparan pepohonan hijau, atap-atap rumah yang terlihat kecil dari kejauhan. Saat sedang menikmati semua itu, kamu tergelincir ke arah jurang. Berguling-guling di atas pasir dan bebatuan besar. Sakit. Tiba-tiba sebuah uluran tangan meraih tanganmu, membuatmu bertahan dalam posisi curam itu. Kamu bertahan hanya padanya, kemudian dia meyakinkanmu untuk meraih pegangan yang lain. Meyakinkanm