Skip to main content

New Year, New Life

"Emang sih kalau orang jatuh itu pasti. Tapi kalau mau bangkit itu pilihan" - ATT

Satu tamparan telak mengenai kesadaranku. Tamparan saat pergantian tahun dalam bentuk sebuah kalimat. Terima kasih, Tuhan. Kau masih memperkenankan seorang seperti itu di hidupku.

Tahunnya aja udah baru, masa yang lain-lain gak baru juga sih?
Tahun baru, mana resolusinya?
Tahun baru, masih ada harapan yang belum terwujud?

Masih banyak kalimat lain terkait momen tahun baru.

Well, tahun baru bagi gue gak pernah istimewa. Sebatas nyalain kembang api dan bakar-bakaran. Begadang seperti malam-malam biasanya, menunggu kalender hape yang digit belakang tahunnya nambah satu. Atau mungkin menikmati kenyamanan kasur dan indahnya dunia mimpi. Iya, itu yang gue lakukan kemaren. Ketika lagi enak-enaknya tidur, abi ngebangunin dan malah nyuruh gue keluar main. Da aku mah apa atuh, tahun baru tidur malah dibangunin... Oke abaikan.

Setidaknya itu yang gue alami dan rasakan di beberapa pergantian tahun sebelumnya. Tapi tahun ini sedikit berbeda.

Yah, tahun lalu emang bener-bener luar biasa buat gue. Bisa dibilang tahun yang paling banyak memberikan pelajaran buat gue. Pelajaran otak, mental, hati, paket komplitlah. Gak pernah dapet pelajaran sebanyak itu sebelumnya. Tentang kedatangan dan kepergian, pertemuan juga perpisahan. Tentang luka serta kekecewaan. Semacam kepleset, pegangan sama tangga yang malah jatuh niban kita, eh diatas tangganya ada pisau yang baru aja diasah. Nancep, mati. Selesai.

Ah, biarlah semuanya bilang kalau itu berlebihan. Tapi toh memang itu yang gue rasakan. Gue yakin semua orang punya kisahnya masing-masing yang dijadikan titik tolak. Kisah yang gak akan ada satu pun orang yang ngerti kecuali orang yang ngalamin, Salah satu pelajaran yang gue dapet, jangan pernah menghakimi seseorang kalau kalian emang belum pernah benar-benar jadi dia. Setahun terakhir benar-benar membuat gue sampai di titik, "untuk apa gue masih hidup?" dan buktinya sampai saat ini gue belum juga mati jadi gue yakin Tuhan punya alasan dibalik itu semua. Mungkin gue masih dikasih kesempatan untuk menjawab satu pertanyaan depresi gue itu.

Cukuplah gue yang ngerti seberapa berantakannya hidup gue selama satu tahun. Tapi dari berantakan itu gue belajar, kalau ternyata perubahan itu emang udah jadi bagian dari hidup kita. Energi aja, selalu berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya walaupun gak bisa dimusnahkan. Apalagi manusia. Nyatanya, gak salah sama sekali kalau berubah. Semua orang disekitar gue berubah, cuma emang gue aja yang keukeuh nungguin dan berharap semuanya tetap sama dan ingat sama janji. Yap, janji. Hal lain yang gue pelajari, jangan mudah percaya terutama dengan janji. Karena berubah selalu jadi bagian dari kehidupan dan manusia emang udah bawaannya gampang lupa seberapapun cemerlangnya ingatan dia. Kepercayaan dan janji dari seseorang yang lo pikir lo kenal dan lo pikir paling ngerti lo aja bisa segitu mudahnya dirusak. Apalagi sama yang gak benar-benar lo kenal kan?

Lama menjadi baru. Gue gak pernah bikin resolusi. Harapan-harapan gue pun muncul seiring berjalannya waktu. Tapi setidaknya, tahun ini gue benar-benar berharap bisa menjadi gue yang baru, yang sama sekali berbeda. Bukan lebih baik, itu hal lain lagi. Mengikhlaskan segala luka, kekecewaan, serta kenangan. Terlebih, memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Semoga kesinisan gue gak lantas berubah jadi apatis dan skeptis hahaha. Semoga.

Jadi, siapa yang ingin jadi pribadi baru juga?
-ran

Comments

  1. semoga karakter lo semakin keren seperti di tokoh utama novel yaaa. belajar dari kekecewaan, luka, sakit, pahit, duka, segalanya deh yang negatif. tapi seiring berjalan waktu. akan menjadi lebih baik. hihi. goodluck Ran :)

    ReplyDelete

Post a Comment