Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Fatamorgana

Fatamorgana Cerah bukan lagi hidup, kutemui ia pilu Mendung tak lagi damai, kini ia hanya lara Angin berhenti bisikkan rindu, berganti sayatkan luka Kamu bius, kamu candu Perlahan terbangun, tersadar Terbakar terik mentari di tengah gurun sunyi Sendiri, tersesat, hilang Rupanya, semesta sedang bermain denganku Mengingatkanku lagi Detik membeku, kemudian aku tahu Segala kamu, fatamorgana -ra

Menepi

Menepi Terlalu cepat, terlalu samar Berputar tanpa henti Mainkan topeng di sana sini Ia mengamati, ia bungkam Detik membunuh perlahan Muak, benci Gelapkan saja dunia Heningkan segala riuh yang ada Lenyapkan berbagai rasa Ingin buta, ingin tuli, ingin kebas! Sejenak, aku hanya ingin menepi... -ra

Hujan dan Kamu

Hujan dan Kamu Ada dua hal yang kuhindari kehadirannya; hujan dan kamu Hujan menghanyutkan sadarku Membius dengan petrichor, pisahkan jauh harap Membawa potongan memori terdalam naik ke permukaan Tak tahu mana yang harus kulakukan; bertahan atau beranjak Kamu meruntuhkan pertahananku Memecahnya hingga keping terkecil Hingga remahnya larut tak berbekas Tak tahu mana yang harus kutunjukkan; tawa atau tangis -ra

Kenangan Terindah

" Memory is a way of holding onto the things you love, the things you are, the things you never want to lose." - The Wonder Years Selamat siang menjelang sore! Gue kembali lagi. Posting gue kali ini bertujuan untuk menunaikan tugas blog mingguan. Mumpung banget lagi tau apa yang mau ditulis dan kenangan lagi mengalir dan suasana hati agak sensitif #lah. Di luar sana juga hujan. Lengkap deh. Hujan emang suasana paling pas untuk menulis. Oke lanjut. Tema blog untuk dua minggu ke depan adalah kenangan terindah. Sebenarnya kalau kenangan terindah itu banyak. Sangat banyak malahan. Terutama saat-saat bersama keluarga dan teman, lebih banyak yang berakhir sebagai kenangan terindah dibandingkan menjadi sesuatu yang sangat ingin dilupakan. Jadi, gue sudah memilih dua pengalaman yang menurut gue paling indah. Kenapa? Karena saat gue mengalami dua hal tersebut, gue merasakan yang namanya nangis-saking-senengnya. Ternyata hal itu bisa terjadi loh. Hahaha. Kenangan pertama

Jengah

Jengah Ketika kata setajam belati Menggores pilu mengoyak hati Masihkah berucap? Ketika laku segelap bayang Ada namun tersirat Masihkah terlihat cahaya? Ketika ego sekeras batu Saling beradu percikkan api Masihkah berselisih? Saat sabar berkelana jauh Gantikan percaya dengan kecewa Jengah datang kemudian Tak ada kata tak ada laku Tak ada ego tak ada rasa Murka terpendam di kedalaman Menunggu bangkit ke permukaan Layaknya langit siang Tumpah segala amarah Jutaan liter membasahi bumi Guntur bersahutan getarkan hati Kilat meyambar silaukan mata Hai kamu yang ego sendiri Masihkah tak menyadari? -ra

Aksara Pertama Kali: Renovasi Rumah

"Home is where the heart is." - Pliny The Elder Selamat siang menjelang sore! :) Beberapa hari terakhir ini gue agak...yah, sedikit marah dengan beberapa hal. Sayangnya gak bisa diungkapkan. Jadi aja beberapa rutinitas gue sedikit terganggu. Terlebih lagi hobi gue. Walaupun sudah mencoba untuk biasa saja, tapi kok ya malah berujung dengan menyiksa diri sendiri. Ah, sudahlah. Kenapa jadi curhat begini? Posting kali ini gue tulis untuk the one and only, my lovely UKM, Aksara Jurnalistik Telkom Universty. Sekalian ada tugas blog mingguan sebenarnya. Hahaha. Oke, abaikan bagian itu. Nanti jadi gak unyu lagi deh. Kesan pertama di Aksara? Jujur aja, gue ini bisa dibilang jadi salah satu bagian 'lahir'nya Aksara. Gue angkatan kedua di Aksara. Hem, iya gak sih? Hahaha. Jadi, Aksara itu merupakan penggabungan dari dua rumah yang berbeda. Mungkin semua orang mulai bosan dengar cerita ini. Tapi memang begitu adanya. Gue berasal dari salah satu rumah yang &#

Baper dan Cara Mengatasinya

"Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan." Baper a.k.a bawa perasaan merupakan salah satu kata yang lagi hits akhir-akhir ini. Bahasa Indonesianya itu sensitif. Kalau mau dijabarin, baper itu maksudnya terlalu dimasukin ke hati. Entah kenapa, kata tersebut beserta implementasinya lagi hits banget di hidup gue terutama dalam beberapa minggu terakhir ini. Baper, keadaan dimana seseorang terlalu ambil hati atas kata-kata, ucapan, maupun perbuatan orang lain terhadapnya. Akibatnya orang tersebut jadi mudah marah, tersinggung, kecewa, apapun yang berujung pada sakit hati. Sayangnya, kebanyakan baper ini berawal dari salah paham semata. Tapi berhubung terlanjur pake hati, jadi aja segalanya bisa dijadikan pembenaran. Hem. Gue pun masih bingung gimana caranya menghadapi orang yang baper, terutama mengatasi baper itu sendiri. Sebenarnya sih, tergantung masing-masing orangnya. Iya, dewasa itu pilihan dan mengatasi baper itu terutama harus dimulai dari diri send

Jika Aku Menjadi Pengemis...

Selamat dini hari, dunia! Kenapa senang banget nulis jam segini? Ngantuk banget sih sebenarnya. Tapi gak tau kenapa, jam segini itu jam-jamnya inspirasi bertebaran. Jam dimana udara dingin, coklat panas, serta keheningan yang menemani justru membuat sangat ingin menulis alih-alih tidur. Oke. Jadi ini sebenarnya tema blog sudah lama. Kalau diibaratkan nasi, agaknya sudah basi sampai berlendir gitu. Tolong jangan dibayangin. Tapi berhubung lagi agak bingung mau nulis apa dan cuma ini yang kepikiran. Yang penting ditulis aja dulu deh. Ah iya, sempat bingung kenapa temanya begini. Kreatif sih, bikin agak mikir. Langsung aja sih yaa. Kalau gue jadi pengemis, hem... Belum kepikiran soalnya. Gak pernah ngebayangin juga sih. Tapi seandainya... hem oke. Agak sulit. Mungkin gue bakal mengemisnya di sekitar sekolah. Jadi kalau pas lagi sepi karena jam belajar, gue bisa ikutan belajar. Ngintip-ngintip dari jendela gitu. Halah. Kayak gak bakal diusir aja hahaha. Yah, soalnya sekalip

Selamat Pagi!

Karya yang lain lagi. Udah lama juga sih bikinnya. Waktu masih tingkat satu sepertinya. Cuma buat iseng haha. Cerpen kali ini terinspirasi oleh bapak yang hampir setiap hari gue temui ketika berangkat pagi ke kampus. Beliau sering duduk bersantai di trotoar dekat asrama. Udah lama banget gak pernah lihat bapak ini lagi. Sedih gak ada lagi yang semangatin tiap pagi :( Well, kritik, saran dan hal lain yang bisa membuat karya gue lebih baik lagi ke depannya, sangat diterima. Selamat membaca! :) Selamat Pagi! Oleh: Rani Harnila Halo, Kawan. Mungkin hanya sekedar itu aku bisa menyapa kalian. Maaf, bukan maksudku sombong, tapi memang aku tak tahu harus berkata apa. Aku terkadang bingung apakah ini siang atau malam, aku tak tahu apakah diriku ini sedang baik-baik saja atau sedang berada dalam kondisi terburukku. Bisakah kalian mengajariku? Ah, lupakan, Kawan. Aku tidak benar-benar membutuhkan semua pengertian itu, kok. Kali ini aku hanya ingin berbagi. Sebagian kecil dari kisah

Impian

"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang." - Soekarno Begitu kata bapak presiden pertama kita. Ada lagi yang lain bilang, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit". Tapi kalau yang itu gak mau gue terapin ah. Kan gak enak tau di gantungin... Oke sip. Abaikan. Well, kali ini gue gak bakal bahas tentang mimpi yang gue dapat saat tidur. Bukan, gue bukan penafsir mimpi maupun paranormal. Gue mau sedikit flashback ke impian-impian gue zaman dahulu kala. Zaman jahiliyahnya gue dan ketika gue masih polos serta sering ingusan (re: flu). Waktu kecil banget, gue ternyata pernah pengen jadi dokter dan pelukis. Itu pas masih TK kayaknya. Ketika gue masih sering gambar-gambar di tembok kamar dan belum takut sama darah. Gue teringat kembali impian gue yang itu ketika gue membaca kartu ucapan perpisahan dari guru TK gue. Kartu yang sampai sekarang masih gue simpan dengan baik. Sayangnya, impian gue melenceng jauh. Tap

New Year, New Life

"Emang sih kalau orang jatuh itu pasti. Tapi kalau mau bangkit itu pilihan" - ATT Satu tamparan telak mengenai kesadaranku. Tamparan saat pergantian tahun dalam bentuk sebuah kalimat. Terima kasih, Tuhan. Kau masih memperkenankan seorang seperti itu di hidupku. Tahunnya aja udah baru, masa yang lain-lain gak baru juga sih? Tahun baru, mana resolusinya? Tahun baru, masih ada harapan yang belum terwujud? Masih banyak kalimat lain terkait momen tahun baru. Well, tahun baru bagi gue gak pernah istimewa. Sebatas nyalain kembang api dan bakar-bakaran. Begadang seperti malam-malam biasanya, menunggu kalender hape yang digit belakang tahunnya nambah satu. Atau mungkin menikmati kenyamanan kasur dan indahnya dunia mimpi. Iya, itu yang gue lakukan kemaren. Ketika lagi enak-enaknya tidur, abi ngebangunin dan malah nyuruh gue keluar main. Da aku mah apa atuh, tahun baru tidur malah dibangunin... Oke abaikan. Setidaknya itu yang gue alami dan rasakan di beberapa

Dua Mimpi

Akhirnya, ngepost cerpen lagi setelah sekian lama. Gak perlu dihitung, lama banget pokoknya. Well, ini salah satu karya yang gue bikin...beberapa tahun yang lalu, mungkin? Hahaha. Sengaja gak langsung gue post karena lagi gue ikutin lomba. Pas udah selesai lombanya malah lupa ngepost. Alhamdulillah, terpilih sebagai salah satu kontributor untuk dibukukan dan diterbitkan. Kritik serta saran yang membangun sangat diterima. Enjoy! :) *** Dua Mimpi Oleh: Rani Harnila Tahukah kamu, rasanya berada di puncak tertinggi sebuah gunung dan melihat pemandangan yang begitu indah? Langit, awan, hamparan pepohonan hijau, atap-atap rumah yang terlihat kecil dari kejauhan. Saat sedang menikmati semua itu, kamu tergelincir ke arah jurang. Berguling-guling di atas pasir dan bebatuan besar. Sakit. Tiba-tiba sebuah uluran tangan meraih tanganmu, membuatmu bertahan dalam posisi curam itu. Kamu bertahan hanya padanya, kemudian dia meyakinkanmu untuk meraih pegangan yang lain. Meyakinkanm